Kehadiran barang-barang antik dan jadul ternyata masih betah bertengger dihati para pecintanya. Para kolektor barang antik kerap berburu sampai ke luar negeri guna mendapatkan barang antik buruannya. Nominal harganya bisa terlampau tinggi, dan mampu membuat kita berdecak kagum.
Lain halnya jika Anda coba berbelanja barang antik dan jadul dibilangan Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat. Letaknya di pusat kota akan memudahkan Anda menemukan lokasi ini. Barang-barang antik nan jadul ditawarkan dengan harga miring, setidaknya harga yang ditawarkan dapat dinego. Berkat inilah, kehadiran kawasan belanja barang antik di Jalan Surabaya gaungnya bisa terdengar sampai ke mancanegara.
Seperti yang diakui Jumadi, pemilik salah satu kios,’Harga barang-barang antik di sini terbilang lebih murah, penjual dari luar kota saja ambil barangnya dari sini. Kalau di sini harga bisa dinego.’
Namanya juga kawasan belanja barang-barang antik, deretan kios-kios yang berdiri disepanjang Jalan Surabaya bisa mencapai 184 kios, kesemuanya menawarkan benda-benda antik nan unik. Mulai dari pernak-pernik berukuran mini sampai patung-patung pahatan malaikat berdimensi jumbo. Tidak hanya itu, tas-tas koper kualitas impor juga dijajakan di sini. Bagi kolektor piringan hitam, koleksi-koleksi piringan hitam di sini sangat mengesankan, mulai musik lokal sampai internasional. Kerap juga disebut-sebut sebagai syurganya piringan hitam klasik.
Kini, 70 persen benda-benda seni yang dijual merupakan buah karya seniman-seniman lokal, seperti Bali dan Kalimantan. Tapi dapat Anda jumpai juga beragam benda seni yang membawa ciri khas dari Sabang sampai Merauke. Sebut saja topeng, wayang kulit dan golek, kain tenun kuno, gong, batik, porselen, patung-patung kayu, hiasan dari bahan kuningan dan tembaga, dan masih banyak lagi.
Banyak para turis mancanegara yang berkenan mampir, walau hanya sekedar melihat-lihat saja. Tapi, seperti yang diakui Jumadi, para turis mancanegara yang datang biasanya membeli suvenir-suvenir yang berukuran kecil dan tidak terlalu besar. Lain halnya dengan masyarakat lokal, turis lokal banyak membeli barang-barang antik dan jadul dengan dimensi ukuran sedikit lebih besar, sebut saja patung-patung kayu, rumah lampu, kerajinan kuningan dan masih banyak lagi.
Salah satu barang yang kerap ditemukan pada setiap kios adalah rumah lampu. Rumah-rumah lampu yang dijual sungguh mengesankan. Beragam desain rumah lampu tersedia di sini, mulai dari desain tempo dulu sampai lampu-lampu kristal ala zaman kolonial Belanda. Seperti rumah lampu di kios milik Jumadi ini, yang terbuat dari kuningan, lengkap dengan ukiran dipermukaannya, nampak klasik tapi cocok juga digantung pada hunian Anda yang bertema modern. ‘Harga yang ditawarkan Rp400.000, tapi masih bisa nego’, ujar Jumadi.
Pernak-pernik kecil seperti patung bebek yang berhiaskan pahatan kuningan ditawarkan dengan harga Rp50.000. Ukurannya yang tidak terlalu besar, akan nampak lebih menarik jika dipajang dengan jumlah dua atau tiga.
Walau dari segi harga barang-barang yang ditawarkan terbilang murah. Ada juga yang mencapai nominal harga 10 juta, seperti kendi porselen untuk tempat abu jenazah di salah satu kios. Ukurannya memang cukup besar, tapi konon kendi ini dahulunya milik keluarga bangsawan China yang bermukim di Indonesia. Karena sebab inilah, kendi porselen ini mampu mencapai nominal harga setinggi itu. Tapi usah kuatir, harga yang ditawarkan masih bisa turun jika Anda pandai bernego.
Bagaimana? Ternyata tidak perlu jauh-jauh berburu barang antik, jadul, dan berseni bukan? Cukup bertandang ke kawasan belanja barang antik di Jalan Surabaya saja, Anda bisa temukan benda antik nan berseni dengan harga miring. Sebagai tips, ada baiknya jika Anda memiliki pengetahuan yang cukup untuk menilai keaslian sebuah barang antik. Selain itu, kemampuan Anda membandingkan barang serta tawar-menawar dengan pedagang, akan semakin mudah bagi Anda untuk mendapatkan barang dengan harga yang pas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar